Marina (34 tahun) mengeluh kebiasaan
Putri (13) yang masih mengompol. Setiap hari kasur basahnya harus dijemur
dengan bau ompol yang menyengat. Belum lagi, setiap hari cucian seprai dan
pakaian terkena ompol menumpuk. Marina kesal dibuatnya. Betapa tidak, Putri
tetap saja mengompol.
Lain lagi kasus Susi (32). Ia sering
dibuat kesal oleh anaknya, Lusi (4) yang sulit sekali disuruh makan. Jangankan
sayur dan buah yang menyehatkan, untuk sesendok nasi pun ia malas membuka mulut.
Psikolog keluarga dari Lembaga Bantuan
Psikologi dan Pengembangan Diri, Nana Maznah Prasetyo, mengakui se telah anak
lahir, tumbuh, serta ber kembang di lingkungan keluarga, masalah demi masalah
baru bermunculan.
Banyak orang tua yang sulit mengatasi masalah-masalah
anak. Sebab, tidak semua orang tua terampil mengasuh anak. Sebagian besar orang
tua menganggap mendidik dan mengasuh anak akan datang dengan sendirinya,
katanya. Padahal, lebih dari 90 persen permasalahan anak disebabkan oleh
kesalahan atau ketidaktahuan orang tua, akan cara komunikasi dan penanaman
nilai.
Pilihan praktis orang tua
Hypno parenting berasal dari kata
hypnosis dan parenting. Hypnosis atau hipnosis berarti proses memasukkan infor
masi ke dalam pikiran manusia. Sedangkan parenting berarti segala sesuatu yang
berurusan dari orang tua, dengan tugas-tugasnya dalam mendidik dan membesarkan
anak. Hypno parenting berarti pembinaan anak dengan memperhatikan pengaruh
hipnosis, untuk selalu menanamkan rekaman atau sugesti positif pada jiwa bawah
sadar anak.
Nana melihat, banyaknya masalah
pengasuhan dan minimnya pengetahuan orang tua mengenai dunia parenting, mem
buat hypno parenting menjadi pilihan praktis bagi mereka. Namun, pilihan
praktis itu tak selalu dapat dibenarkan. Pilihan hypno parenting dapat
dibenarkan jika orang tua datang kepada terapis untuk mencari solusi. Ketika
orang tua yang datang ingin membereskan masalah anaknya, dengan membawanya
kepada hypnoterapis dengan cuci tangan maka hal ini tidak dapat dibenarkan.
Mengapa? Pepatah mengatakan, jika anak
bermasalah, sebenarnya yang bermasalah adalah orang tuanya (keluarga di mana
anak dibesarkan), katanya.
Walaupun begitu, hypno parenting bisa
membantu mengubah perilaku negatif anak. Namun, sebelum melakukannya harus ada
proses dulu, proses tindakan dan ucapan yang baik. Kalau tibatiba hypno, tidak
berubah, hypno parenting-nya tidak mempan, ujarnya.
Hypno parenting adalah teknik
mempengaruhi orang lain. Pengaruh ini harus di berikan sejak kecil, itu terus
yang diulang. Kalau sejak kecil orang tua bicara pada anak dengan nada si,
bukan do, orang tua bicara dan membuat anak tidak nyaman, ujarnya.
Hypno parenting memiliki prinsip, apa
pun yang dikatakan orang tua pada hakikatnya adalah suatu proses hipnosis,
karena akan terpola pada pikiran bawah sadar anak. Pembina (orang tua, wali,
guru) sangat diharapkan sehat jiwanya, harus hati-hati dengan pikiran, ucapan,
dan tindakannya. Sebab, anak-anak mudah merekam dan akan menjadi memori jangka
panjang, terbawa sampai usia remaja bahkan dewasa.
Komunikasi efektif dan positif
Hypno parenting menjembatani masalah
komunikasi yang kerap terjadi antara orang tua dan anak. Hypno parenting
membuat orang tua jadi lebih mudah berkomunikasi dengan anak.
Teknik ini dilakukan pada saat anak
berada pada gelombang pikiran alpha dan theta, karena anak berada dalam keadaan
hipnosis seseorang secara selektif menjadi fokus. Hampir 90 persen pemikiran
anak-anak didominasi oleh pikiran bawah sadar. Maka itu, di sinilah peran
penting orang tua dalam pembentukan program bawah sadar anaknya, ujarnya.
Teknik ini bisa diterapkan kepada anak
sehat, difabel, sakit, ataupun pada anak dengan kebutuhan khusus. Teknik ini
bisa dilakukan sejak anak umur nol tahun. Bahkan hingga dewasa.
Dalam melakukan hypno parenting,
gunakanlah model komunikasi yang efektif dan positif. Orang tua harus
mengetahui mekanisme pikiran bawah sadar anak. Misalnya, menghindari kata
'tidak' dan 'jangan' kepada anak di bawah sembilan tahun. Sebab, anak pada usia
itu lebih peka terhadap kalimat aktif daripada kalimat pasif dan kalimat
negatif.
Orang tua baiknya menggunakan komunikasi
verbal, memilih kata yang positif. Ketika anak memiliki nilai buruk dalam mata
pelajaran di sekolah, lebih baik mengatakan, Papa percaya Runa akan lebih baik
dan lebih rajin lagi da ripada mengatakan, Kamu kok malas, sih.
Dalam proses hipnosis, anak akan
menyimpan dalam alam bawah sadarnya kata-kata yang ia dengar, malas atau rajin
akan memberikan pengaruh yang berbeda dalam diri anak.
Dalam kondisi rileks (atau gelombang anak
dan orang tua sama) bisikan katakata yang diinginkan dengan lembut. Syaratnya,
kalimat yang diucapkan harus positif (tidak boleh mengandung kata jangan dan
tidak). Dalam bentuk present tense atau saat ini (tidak boleh akan, harus).
Lebih singkat pesan lebih baik dan diulang-ulang setiap hari. Misalnya, Saya
pandai matematika. Saya bisa menghafal. Atau bisa juga, Mulai hari ini, setiap
pagi saya bangun jam enam dengan senang hati.
Selain dari perbuatan, kata-kata juga
sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak. Hindari perkataan negatif,
seperti 'jangan', 'tidak boleh', 'kamu malas', 'dasar anak nakal'. Katakata itu
akan tertanam dalam pikiran mereka bahwa mereka itu malas, nakal, dan
sebagainya. Sebutlah juga anak sesuai apa yang menjadi harapan orang tua,
seperti anak 'rajin, anak pintar'.
Sebelum melakukan hypno parenting,
sebaiknya orang tua melakukan persiapan. Pertama adalah memahami sifat dan
kebiasaan anak. Dengan begitu, tidak melakukan sugesti yang bertentangan dengan
sifat si kecil. Setelah itu, orang tua menyeleksi kata-kata yang akan
diucapkan.
Untuk melakukan hypno parenting, kata
Nana, orang tua harus paham betul konsep dasarnya, bisa bekerja sama dengan
anak mengenai cara mene rapkannya. Ia juga mengingatkan untuk menghindari
tindakan tidak sepenuh hati atau tidak rela.
Oleh Desy Susilawati, ed: Nina Chairani
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/koran/rana-koran/16/08/28/ocm6g619-hypno-parenting-mungkinkah
http://www.republika.co.id/berita/koran/rana-koran/16/08/28/ocm6g619-hypno-parenting-mungkinkah